Tuesday, November 4, 2014

KENAPA PERLU SOROKKAN MUSIBAH

KENAPA KENA SEMBUNYIKAN MUSIBAH

"Pada saat kita diuji dengan kehancuran dan kerapuhan…. Biarkan itu menimpa kita… Tapi ingat, jangan biarkan orang lain yang harus turut merasakan penderitaan kita yang diuji. Biarkan derita itu hanya kita yang merasakannya, dan bahagikan seluruh kebahagiaan yang kita dapat kepada semua…”

Mampukah kita seperti itu?

Sering kali yang terjadi adalah sebaliknya. Saat kita susah, sebolehnya kita nak semua orang ikut merasakan penderitaan kita dan saat kita senang, kita lupa dengan orang-orang yang telah banyak menghibur kita di kala sedih.

Dalam sebuah hadith, Rasulullah saw bersabda, Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, iaitu merahsiakan keluhan,
merahsiakan musibah,
merahsiakan sedekah 
(HR. Ath-Thabrani)

Dalam hadith lain,
“Barangsiapa ditimpa musibah pada hartanya atau pada dirinya lalu dirahsiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya”.
(HR. Ath-Thabrani)

Subhanallah…bahkan Allah pun berjanji akan memberikan ampunan bagi siapa saja yang mampu menjaga lisannya dari mengeluh. 

Begitu luar biasanya balasan yang Allah berikan, maka sewajarnya kita berusaha untuk senantiasa melatih diri merahsiakan segala kesulitan dan musibah yang kita alami, dan hanya mengadu pada Allah Ya Muqtadir yang menguasai alam semesta ini dan yang kuasa menghalau segala musibah dan kesulitan yang kita hadapi.

JOM BELAJAR SEMBUNYIKAN MUSIBAH

Ali bin Abi Talib r.hu berkata :
"Di antara wujud pengagungan terhadap Allah dan mengetahui hak-Nya adalah, janganlah engkau mengeluhkan dan janganlah engkau menyebut-nyebut musibah (kesusahan)mu."
(Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah)

Al-Ahnaf berkata:
"Aku tidak dapat melihat (kehilangan penglihatan) sejak 40 tahun yang lalu, dan aku tidak pernah menceritakannya kepada orang lain."

Seseorang bertanya kepada Imam Ahmad:
"Bagaimana keadaanmu wahai Abu Abdullah?"

Dia (Imam Ahmad) menjawab:
"Baik-baik dan tetap dalam kesihatan."

Orang itu bertanya lagi:
"Apakah semalam engkau demam?"

Imam Ahmad menjawab:
"Jika sudah kukatakan, bahawa aku sihat maka jangan engkau mendesakku kepada sesuatu yang tidak kusukai."

(Imam Ahmad rahimahullah tidak menyukai menceritakan sakitnya kepada orang lain)

Syaqiq al-Bakhli berkata:
"Barangsiapa yang mengadukan suatu musibah kepada selain Allah, maka dia tidak mendapatkan di dalam hatinya manisnya ketaatan kepada Allah."

Orang-rang bijak pandai berkata:
"Di antara simpanan kebaikan adalah menyembunyikan musibah. Orang-orang terdahulu gembira mendapat musibah, kerana memikirkan pahalanya."

(Dikutip dari kitab Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah)

Perlu diketahui bahwa bahwa kita dilarang menceritakan musibah yang kita hadapi kepada manusia, kita sebaiknya hanya mengadu kepada Allah saja. Jika ingin yang menceritakan masalah, maka sebaiknya kita tidak mengeluh, akan tetapi ceritakanlah kepada beberapa orang sahaja yang benar-benar boleh membantu kita mencarikan solusi masalah seeloknya dalam bentuk musawarah. Elakkan membebankan masalah kita pada seorang dengan harapan meraih simpati.

JIKA DIUJI DENGAN SAKIT

Dalam sebuah hadith Qudsi, 
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Jika Aku (Allah) memberikan musibah kepada hambaKu yang beriman sedang ia tidak mengeluh kepada orang yang mengunjunginya maka Aku akan melepaskannya dari tahananKu (penyakit) kemudian Aku gantikan dengan daging yang lebih baik dari dagingnya juga dengan darah yang lebih baik dari darahnya. Kemudian dia memulai amalnya (bagaikan bayi yang baru lahir).”
Bagaimana ketika sakit? apakah hal ini termasuk mengeluh dan berkeluh kesah yang diharamkan? 

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya..

Seorang wanita berkata: saya sedang sakit dan kadang2 saya menangisi keadaan saya ketika tertimpa penyakit. Apakah tangisan ini menunjukkan rasa tidak terima dan tidak ridha terhadap takdir Allah? Padahal perasaan sedih ini muncul begitu saja. Lalu apakah menceritakan keadaan saya tersebut kepada teman-teman dekat saya juga termasuk sikap tidak redha terhadap takdir?

Beliau berkata :
Anda boleh saja menangis, namun cukup dengan linangan air mata saja, jangan bersuara.

Apa saja musibah yang menimpa, lantas dia bersabar, maka Allah Taala akan beri dia pahala dan barangkali itu antara sebab sebagaimana disebut di dalam athaar :
"Ada satu darjat yang tidak akan diperolehi dengan cara sembahyang atau puasa tapi diperolehi dengan sabar kerana mendapat musibah dunia."

Di akhirat kelak, bila dilihat balasan yang diperolehi oleh orang yang mendapat musibah di dunia, lalu orang-orang yang tidak mendpt pahala sedemikian pun berkata :

"SEMOGA KAMI BERPELUANG HIDUP BALIK…SUPAYA KAMI DITIMPA MUSIBAH.
LALU KAMI BERSABAR.WALAUPUN BADAN-BADAN KAMI DIKERAT, DIGUNTING-GUNTING…KAMI SANGGUP."

Kenapa nak balik semula di dunia???

Kerana mereka melihat,golongan yang mendapat musibah itu, di akhirat kelak golongan ini mendapat pahala yang amat LUAR BIASA.

~bersabar dan bersolatlah tika ditimpakan musibah~

No comments:

Post a Comment